Pola Penggunaan Antihistamin dan Kortikosteroid Pada Pasien Dermatitis di Puskesmas Kabupaten Jombang

Fajriyah, Shofiatul and Nandya, Dea Justisia Ayu and Anikasari, Erni and Shoviantari, Fenita (2023) Pola Penggunaan Antihistamin dan Kortikosteroid Pada Pasien Dermatitis di Puskesmas Kabupaten Jombang. Journal Pharmasci (Journal of Pharmacy and Science), 8 (2). pp. 73-81. ISSN 2527-6328

[thumbnail of Similarity] Text (Similarity)
Pola Penggunaan Antihistamin dan Kortikosteroid Pada Pasien Dermatitis di Puskesmas Kabupaten Jombang.pdf - Published Version

Download (3MB)

Abstract

Dermatitis atau yang biasanya disebut eksim merupakan suatu bentuk kondisi dimana lapisan kulit (epidermis dan dermis) terjadi inflamasi umum yang biasanya dipengaruhi oleh faktor endogen maupun eksogen sehingga menyebabkan kelainan klinis berupa eforesensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikeI, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola pengobatan yang diberikan kepada pasien penderita dermatitis atopik dan dermatitis kontak di Puskesmas Jelakombo Jombang. Penelitian dilakukan secara observasional dengan pengambilan data secara retrospektif. Data bersumber dari hasil catatan rekam medis yang ada dari bulan Januari sampai Desember tahun 2020. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pasien Dermatitis yang paling banyak adalah Dermatitis Atopik yaitu 34 pasien (34%) dengan pola pengobatan terbanyak adalah CTM+Deksametason. Pasien dengan diagnosa Dermatitis Kontak Alergi (DKA) sejumlah 38 pasien (38%) dengan pola pengobatan terbanyak adalah Cetirizin+Salep Hidrokortison. Pasien dengan diagnose Dermatitis Kontak Iritan (DKI) sejumlah 28 pasien (28%) dengan pola pengobatan terbanyak adalah Cetirizin + Salep Hidrokortison diikuti oleh CTM+Deksametason. Dapat disimpulkan pola pengobatan pada ketiga jenis dermatitis tersebut hampir sama yaitu kombinasi antihistamin dan kortikosteroid orar maupun topikal. Antihistamin yang digunakan adalah antihistamin generasi pertama (CTM) dan generasi kedua (Cetirizin dan Loratadin). Perlu assessment lebih lanjut apakah efek sedasi yang muncul memang dibutuhkan atau merupakan efek samping yang menganggu. Kortikosteroid oral yang banyak digunakan adalah deksametason yaitu kortikosteroid potensi tinggi, jadi penggunaannya harus bijaksana. Kortikosteroid topikal yang banyak digunakan adalah salep hidrokortison yang termasuk kontikosteroid potensi rendah yang merupakan lini pertama dari dermatitis atopik dan dermatitis kontak alergi.

Item Type: Article
Kata Kunci: Antihistamin, Kortikosteroid, Dermatitis.
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Karya Dosen > Farmasi
Depositing User: admin
Date Deposited: 08 Mar 2025 02:06
Last Modified: 08 Mar 2025 02:06
URI: http://eprints.iik.ac.id/id/eprint/482

Actions (login required)

View Item
View Item