Modifikasi Pewarna Alami Ekstrak Etanol Sappan Lignum pada Pewarnaan Soil Transmitted Helminth Pengganti Eosin 2%

Kecacingan merupakan salah satu penyakit yang menyerang manusia pada daerah tropis. Penyebab infeksi cacing di masyarakat yaitu dari kelompok cacing Soil Transmitted Helminth (STH), namun pemerintah kurang memberikan perhatian terhadap hal tersebut. Pada proses identifikasi telur cacing selama ini menggunakan eosin 2% yang ternyata menghasilkan limbah yang sulit terurai. Sappan lignum merupakan pewarna alami karena mengandung brizilin yang dapat memberikan warna merah, sehingga dapat digunakan sebagai pewarna telur cacing mengantikan eosin 2%. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ekstrak sappan lignum dapat menjadi zat warna pada pemeriksaan feses dalam mendeteksi infeksi SHT. Penelitian ini merupakan penelitian dekskriptif. Pemeriksaan telur cacing dengan metode direct feses yang dilakukan dengan pewarna ekstrak sappan lignum dengan pelarut etanol 96% dan eosin 2% sebagai kontrol positif. Penelitian ini memperlihatkan bahwa ekstrak etanol sappan lignum pada perbandingan pewarnaan 1:3 merupakan pewarna yang paling baik dibandingkan dengan perbandingan yang lainnya dan dapat digunakan sebagai pengganti pewarna eosin. Simpulan penelitian ini yaitu ekstrak etanol sappan lignum dapat digunakan sebagai pewarna alami dalam identifikasi telur cacing.