Penyuluhan dan screening Hubungan Tingkat Stres Terhadap Stomatitis Apthosa Rekuren pada Siswa Kelas XII SMAN 7 Kota Kediri

Latar Belakang: Penyuluhan dan screening lesi rongga mulut seperti SAR masih sangat diperlukan. Stomatitis Apthosa Rekuren (SAR)merupakan suatu lesi ulserasi yang terjadi secara kambuhan pada mukosa mulut tanpa adanya tanda-tanda suatu penyakit lainnya. SAR mempunyai faktor prediposisi meliputi perubahan hormonal, stres, alergi makanan, kekurangan nutrisi (kekurangan Fe, asam folat, dan vitamin B12). Stres adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosioanl apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri. Siswa SMA kelas XII adalah individu yang mengalami masa remaja. Pola emosi remaja yang belum bisa mengontrol dengan baik membuat remaja rentan mengalami stres. Tujuan: Penyuluhan dan screening ini bertujuan untuk memberi pengetahuan bahwa terdapat hubungan tingkat stres terhadap Stomatitis Apthosa Rekuren (SAR) pada siswa kelas XII SMAN 7 Kota Kediri. Metode: Penyuluhan dan screening. Hasil: Dari 371 siswa kelas XII SMAN 7 yang telah diberikan penyuluhan dan screening didapatkan 17 siswa mengalami RAS. Hasil uji korelasi rank spearman diperoleh nilai sig. (2-tailed) yang dihasilkan sebesar 0,000 artinya terdapat hubungan yang signifikan atau korelasi bermakna. Kesimpulan: Terdapat hubungan tingkat stres terhadap Stomatitis Apthosa Rekuren (SAR), 17 siswa mengalami RAS (RAS) pada siswa kelas XII SMAN 7 Kota Kediri.